728x90 AdSpace

  • HEADLINES

    8.22.2015

    Sistem Tanpa Masa Depan

    Kontradiksi pada sistem kapitalisme
    Kontradiksi di perkotaan, Photo: Tempo

    Apa Yang Diperjuangkan Sosialisme (1)
     



    I. Sistem Tanpa Masa Depan 

    Umat manusia telah menjadi spesies yang terancam punah akibat kerusakan lingkungan hidup yang cepat dan terus menerus. Hutan-hutan menghilang. Gurun pasir meluas. Setiap tahun milyaran ton tanah subur hanyut ke laut. Banyak spesies terancam punah. Laut dan sungai tercemar. Udara tercemar. Lapisan ozon dirusak dan pemanasan global memunculkan ancaman bencana.
     
    Dekade ini merupakan dekade yang paling panas dalam seratus tahun yang terakhir ini. Termasuk tujuh tahun terpanas yang pernah dialami manusia – hari yang paling panas dalam sejarah tercatat adalah pada tahun 1990. Efek “Rumah kaca” (green house) telah mengancam peningkatan permukaan laut setinggi 30 sampai 50 sentimeter pada tahun 2050. Peningkatan permukaan laut yang akan membanjiri banyak wilayah pinggir laut, beberapa termasuk daerah yang berpenduduk padat. Perkiraan lain jangka waktunya lebih pendek dan mengkhawatirkan.
    Walaupun yang dipaparkan di atas tampaknya suram namun begitulah kondisi lingkungan hidup yang dialami oleh kebanyakan rakyat. Di banyak kawasan perkotaan, pencemaran telah mencapai tingkat yang mengancam hidup rakyat. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, lebih dari satu milyar kilogram zat kimia beracun dilepaskan ke udara setiap tahun. Lebih dari setengah penduduk AS tinggal di tempat-tempat di mana tingkat pencemaran telah melebihi standar yang ditentukan oleh pemerintah. Di kota Sydney, Australia, ikan yang ditangkap dekat saluran air kotor tercemar pestisida yang rata-rata lebih dari 120 kali lipat dari ambang batasan keselamatan yang direkomendasikan – pestisida yang dapat menyebabkan kanker. Pencemaran di pantai, tempat pembuangan limbah beracun, tumpahan minyak dan pencemaran di tempat kerja telah menjadi masalah di seluruh dunia.
     

    Masalah pencemaran lingkungan serupa jauh lebih parah di Negara-negara Dunia Ketiga. Hampir 30 persen penduduk di Negara-negara Dunia Ketiga tidak mempunyai akses air minum yang sehat. Negara kapitalis maju mengekspor krisis lingkungan hidupnya kepada Negara-negara Dunia Ketiga dengan membuang limbah beracun dan mendirikan industri-industri yang bersifat sangat merusak di Afrika, Amerika Latin dan Asia. Di Mexico City misalnya, satu di antara seratus anak lahir sakit jiwa karena tingkat timah yang berada di udara.
     

    Di Meksiko, perusahaan transnasional menjalankan ribuan pabrik yang mengeluarkan racun dan mengeksploitasi buruh murah. Dan semuanya dijamin oleh pemerintah Negara-negara Dunia Ketiga yang mengabdi pada kepentingan negeri-negeri kaya yang menguasai dan menghisap Negara-negara Dunia Ketiga secara ekonomi. Di Negara-negara Dunia Ketiga, di mana kebanyakan rakyat hidup dengan situasi yang sangat miskin, spesies yang paling terancam punah adalah manusia itu sendiri. Karena miskinnya, rakyat tidak mempunyai pilihan lain kecuali menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar dan pertanian. Kayu bakar seringkali menjadi satu-satunya sumber api.
     

    Kurangnya teknologi maju berarti rakyat menggunakan kayu tersebut dengan cara yang tidak efisien, menggunakan api terbuka untuk masak dan pemanasan. Ketika perusahaan besar mengambil tanah milik petani untuk peternakan sapi dan menyediakan daging untuk perusahaan cepat saji (fast food), petani miskin terpaksa berpindah lebih jauh ke dalam hutan, sehingga merusak semakin banyak tanah dan pohon. Apa yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup? Ada yang mengatakan kelebihan penduduk adalah masalah yang pokok. Namun penduduk dunia yang dua kali lebih banyak dari saat ini bisa saja hidup lebih baik dari pada kehidupan kebanyakan orang sekarang dan itu tanpa merusak lingkungan hidup. Dunia kita telah menghasilkan makanan lebih banyak dari pada yang diperlukan total seluruh penduduk saat ini.
     

    Teknologi yang ada dan yang sedang dikembangkan dapat saja menghilangkan penggunaan cara produksi barang-barang dan energi yang merusak lingkungan hidup. Teknologi sendiri bukanlah persoalannya, melainkan bagaimana teknologi digunakan atau disalahgunakan. Kerusakan lingkungan hidup adalah hasil dari sistem perekonomian di mana kehidupan banyak orang ditentukan oleh produksi demi keuntungan. Perusahaan yang dimiliki secara pribadi saling bersaing untuk meningkatkan labanya. Semakin murah ongkos produksinya, semakin banyak keuntungannya. Jadi akan mengurangi keuntungan jika menggunakan alat-alat untuk melindungi lingkungan hidup, walaupun teknologi untuk menghentikan atau mengurangi pencemaran telah ada.
     

    Salah satu contoh adalah pelepasan/pembuangan sulfur dioksida, penyebab utama hujan asam. Untuk dua dekade terakhir ini, cara yang efisien untuk membersihkan sulfur dioksida dari udara telah ada, tetapi pembangkit tenaga termal dan tanur tinggi masih terus melepaskan jutaan ton sulfur dioksida setiap tahun. Motif untuk mendapatkan keuntungan memunculkan pencarian nekat untuk pasar baru, produksi barang dan “jasa” baru tanpa memperhatikan dampaknya bagi lingkungan hidup. Untuk mendapat lebih banyak uang, para pemilik modal harus mengalahkan saingannya. Perusahaan saling bersaing berebut pasar dan uang pembeli. Mereka tidak dapat puas dengan pasar atau biaya yang tetap, karena takut perusahaan lain akan masuk dan memotong keuntungannya. Hukum akumulasi modal tidak peduli terhadap hukum alam.

    Selanjutnya baca:

    Sistem Yang Tidak Manusiawi (3)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan PPRI. Kami berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan.
    Untuk saran, koreksi dan hak jawab, pengiriman press rilis, artikel, photo, silahkan mengirimkan email ke: infoppri2015@gmail.com

    Item Reviewed: Sistem Tanpa Masa Depan Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top